Setiap Orang Selalu Berfikir, Bahwa Kesuksesan Itu Adalah Dimana Kita Bisa Berada Di Atas Puncak Keberhasilan yang Tertinggi... Akan Tetapi,.. Kesuksesan yang Sebenarnya adalah... Suatu, Kegigihan sesorang yang terus Belajar dari Setiap Kesalahan dan Selalu terus Berusaha dalam setiap Kegagalannya... :)
Sabtu, 09 Februari 2013
SamirDjawa: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
SamirDjawa: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi era pasar bebas yang penuh tantangan yang ketat, para pelaku ekonomi...
SamirDjawa: kisah teladan
SamirDjawa: kisah teladan: ------------~~* KISAH SI TUKANG KAYU *~~----------- Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaa...
SamirDjawa: ^^^ == NIKMATNYA MEMBACA AL-FATIHAH == ^^^ Pada...
SamirDjawa: ^^^ == NIKMATNYA MEMBACA AL-FATIHAH == ^^^
Pada...: ^^^ == NIKMATNYA MEMBACA AL-FATIHAH == ^^^ Pada saat membaca surah Al-Fatihah waktu shalat, banyak membacanya tergesa-gesa tanpa spasi, t...
Pada...: ^^^ == NIKMATNYA MEMBACA AL-FATIHAH == ^^^ Pada saat membaca surah Al-Fatihah waktu shalat, banyak membacanya tergesa-gesa tanpa spasi, t...
^^^ == NIKMATNYA MEMBACA AL-FATIHAH == ^^^
Pada saat membaca surah Al-Fatihah waktu shalat, banyak membacanya tergesa-gesa tanpa spasi, tanpa jeda dan tak dinikmati,
padahal disaat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah,
Allah menjawab setiap ucapan kita, maka dari itu kita disunahkan
berhenti sejenak setiap selesai membaca satu ayat.
Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah SWT berfirman :
"Aku membagi shalat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk hamba-Ku".
Artinya, tiga ayat diatas: Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah hak
Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan hamba-Nya.
Ketika Kita mengucapkan "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin". Allah menjawab :"Hamba-Ku telah memuji-Ku".
Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmanir-Rahim"...Allah menjawab : "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku".
Ketika kita mengucapkan "Maliki yaumiddin"...Allah menjawab :"Hamba-Ku memuja-Ku"
Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”...Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku”.
Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzina
an’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhoolliin.”...
Allah menjawab : “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku.. Akan Ku penuhi yang ia minta.”
(H.R. Muslim dan At-Turmudzi)
Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat... Rasakan dan
resapi betul-betul jawaban indah dari Allah, satu persatu, karena Allah
sesungguhnya sedang menjawab ucapan-ucapan kita...
Lalu ucapkanlah "Aamiin" dengan penuh harapan dikabulkan, sebab malaikatpun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.
"Barang siapa yang ucapan “Aamiin-nya” bersamaan dgn para malaikat, maka Allah akan memberikan ampunan kepada-Nya.”.
(H.R Bukhari, muslim, Abu Dawud)
semoga bermanfaat
Kamis, 07 Februari 2013
kisah teladan
------------~~* KISAH SI TUKANG KAYU *~~-----------
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah
perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut
pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan
kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia
merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya
dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik
perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia
lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah
untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi
pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin
segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan
ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah
terbaik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi
yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu datang
melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si
tukang kayu. “Ini adalah rumahmu,” katanya, “hadiah dari kami.”
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya.
Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah
untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang
lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu
bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada
kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan
dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya
ketimbang mengupayakan yang terbaik. Bahkan, pada bagian-bagian
terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir
perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan selama
ini dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita
ciptakan sendiri dengan penuh ketidak sempurnaan karena semata kelalaian
kita.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula, pastilah kita
akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda. Renungkan bahwa
kita adalah si tukang kayu. Kehidupan yang kita jalani, tak ubahnya
kita sedang membangun sebuah rumah untuk kita tempati nanti selamanya.
Apabila kita sungguh2 dalam menjalani kehidupan ini dengan penuh
kebaikan, maka rumah yang akan kita tempatipun akan terasa nyaman, namun
apabila kita menjalani kehidupan ini dengan penuh keburukan, maka yang
kita rasakan nantipun tidak akan jauh berbeda. Apa yang bisa diterangkan
lebih jelas lagi. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang
kita perbuat hari ini.
Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
“Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri dan hasilnyapun akan dirasakan sendiri”.
Semoga kita bisa memanfaatkan sisa usia dengan penuh kebaikan.
Aamiin
Langganan:
Postingan (Atom)